Selasa, 06 November 2018

Panca Sradha dalam agama Hindu





Secara etimologi panca sradha berasal dari kata panca dan sradha. Panca berarti lima dan sradha berarti keyakinan. Jadi panca sradhaadalah lima keyakinan yang dimiliki oleh umat Hindu.
1. Percaya terhadap adanya Brahman
2. Percaya terhadap adanya atman
3. Percaya terhadap adanya karmaphala
4. Percaya terhadap adanya punarbhawa
5. Percaya terhadap adanya moksa
Çraddhaya satyam apnoti, çradham satye prajapatih.
artinya : dengan sradha orang akan mencapai Tuhan, Beliau menetapkan, dengan sradha menuju satya. (Yajur Veda XIX.30)

1. Tuhan Yang Maha Esa / Sang Hyang Widi Wasa
siapa sih Tuhan itu? Tuhan adalah sumber dari segala yang ada dan akhir dari segala yang tercipta.
Ekam eva advityam Brahman yang berarti Tuhan hanya satu tidak ada yang kedua.(CU IV.2.1)
eko narayana na dwityo’sti kascit yang berarti hanya satu Tuhan sama sekali tidak ada duanya.
Dengan melihat kedua sloka diatas dapat disimpilkan bahwa Tuhan itu esa/satu tidak ada duanya.
Kita mengenal adanya Tri Purusa yaitu :
Paramasiwa : Tuhan yang tidak bisa dipikirkan, tak terbayangkan, murni, nirguna Brahman, trasenden.
Sadasiwa : Tuhan yang imanen, saguna Brahman disinilah Tuhan memiliki sifat seperti Cadhu sakti,astaiswarya.
Siwatman : Tuhan yang ada didalam makluk hidup.
sifat Tuhan :
Cadhu sakti :
Wibhu sakti artinya Tuhan bersifat maha ada
Prabhu sakti artinya Tuhan bersifat maha kuasa
Jnana sakti artinya Tuhan bersifat maha tahu
Kriya sakti artinya Tuhan bersifat maha karya
Astaiswarya :
Anima berarti kecil sekecil-kecilnya, lebuh kecil dari atom
Laghima berarti ringan seringan ringannya, lebih ringan dari udara
Mahima berarti maha besar, memenuhi ruangan
Prapti berarti serba sukses, dapat mencapai segala sesuatu yang dikehendaki
Prakamya berarti segala keinginan dapat tercapai
Isittwa berarti maharaja atau raja diraja
Wasitwa berarti maha kuasa dan mengatasi segala-galanya
Yatrakamawasayitwa berarti segala kehendaknya tak ada dapat menentang

2. Atman
Atman adalah sinar suci / bagian terkecil dari Brahman ( Tuhan Yang Maha Esa ). Atman berasal dari kata AN yang berarti bernafas. Setiap yang bernafas mempunyai atman, sehingga mereka dapat hidup. Atman adalah hidupnya semua makluk ( manusia, hewan, tumbuhan dan sebagainya ). Kitab suci Bhagawad gita menyebutkan sebagai berikut :
aham atma gudakesa, sarwabhutasaya-sthitah, aham adis ca madhyam ca, bhutanam anta eva ca”
artinya :
O, Arjuna, aku adalah atma, menetap dalam hati semua makluk, aku adalah permulaan, pertengahan, dan akhir daripada semua makluk.( Bhagawadgita X.20 )
Sifat – sifat atman meliputi :
a) acchedya berarti tak terlukai senjata,
b) adahya berarti tak terbakar oleh api,
c) akledya berarti tak terkeringkan oleh angin,
d) acesya berarti tak terbasahkan oleh air,
e) nitya berarti abadi,
f) sarwagatah berarti ada di mana-mana,
g) sathanu berarti tidak berpindah – pindah,
h) acala berarti tidak bergerak,
i) awyakta berarti tidak dilahirkan,
j) achintya berarti tak terpikirkan,
k) awikara berarti tidak berubah,
l) sanatana berarti selalu sama.

3. Karmaphala
Secara etimologi karmaphala berasal dari kata karma yang berarti perbuatan dan phala yang berarti hasil. Jadi karmaphala berarti hasil dari perbuatan yang kita lakukan. Hindu mengenal adanya hukum karmaphala yaitu hukum sebab akibat, setiapperbuatan yang kita lakukan pasti akan mendapakan hasilnya.
Berdasarkan waktu diterimanya phala dari suatu karma dibedakan menjadi tiga.
a.Sancita Karma Phala: Perbuatan dimas lampau/kehidupan lalu pada kehidupan sekerang kita terima hasilmnya.
b.Prarabda: Pebuatan sekarang sekarang juga kita terima hasilnya
c.Kryamana: Perbuatan pada kehidupan sekarang belum habis diterima hasilnya maka akan kita terima dapa kehidupan yang akan datang.

4. Punarbhawa
Punarbhawa berasal dari kata punar yang berarti kembali dan bhawa yang berarti menjelma / lahir. Jadi punarbhawa adalah kelahiran kembali. Punarbhawa juga sering disebut dengan Reinkarnasi.
“bahuni me vyatitani janmani tava carjuna, tany aham veda sarvani na tvam vettha parantapa”.
arti : Banyak kelahiran-Ku dimasa lalu, demikian pula kelahiranmu,Arjuna;semuanya ini Aku mengetahuinya, tetapi engkau sendiri tidak, wahai Arjuna.( Bhagawadgita IV.5 )

5. Moksa
Moksa berasaldari akar kata “muc” yang berarti bebas. Bebas dari segala ikatan karma, ikatan duniawi( suka dan duka ) ikatan hidup, ikatan cinta kasih dll.
Tingkatan moksa :
1.SAMIPYA : Moksa dapat dicapai oleh para maha Rsi/yogi dengan kematangan tapa membuka intuisinya sehingga dapat menerima wahyu dan memahami hakekakat hidup sejati.
2.SARUPYA/ SADARMYA : Moksa yang dicapai oleh kesadaran sejati ketika atman dapat mengatasi segalanya . Hal ini dapat dicapai oleh Awatara. Beliau bisa mengatasi segalanya dan dapat menentukan sendiri kapan akan meninggalkian dunia ini.
3.SALOKYA : Adalah tingkatan Moksa yang dicapai oleh atman yang telah mampu mencapai tingkat Tuhan. Misalnya leluhur yang telah diaben.
4.SAYUJYA : Adalah tingkat kebebasan yang paling tinggi dimana atman telah bersatu dengan Brahman. Brahman Atman Aikyam.Brahman dan Atman tunggal.

Referensi :
– Bagus Sudirga, Ida, dkk.2003.Agama Hindu untuk SMA Kelas 3.Ganeca Exact:Jakarta
– Rai, I Gusti Ngurah.2012.Modul Sradha.STAH Dharma Nusantara Jakarta
– Pudja, Gede.2003.Bhagawadgita.Paramita:Surabaya






Jumat, 29 Desember 2017

Seorang ayah yang masih muda datang berkunjung di sosial media sambil marah-marah. Setelah didengarkan dengan penuh empati, ternyata ia memiliki seorang anak yang lumpuh sejak lahir. Sehingga seluruh hidup anak ini hanya tumbuh di tempat tidur. Dengan demikian, mudah dimaklumi kalau orang tuanya kelelahan. Serta suka berbagi kemarahan bahkan pada orang yang tidak ia kenal.
Jiwa gelisah yang marah-marah seperti ini muncul di mana-mana. Ibarat seseorang yang terkena flu, menyalahkan perubahan cuaca tidak banyak menolong. Meminum vitamin C, itulah yang menolong. Dengan cara yang sama, begitu jiwa gelisah, marah-marah tidak banyak menolong. Namun mengerti akar kegelisahan, itulah yang paling menolong.
Perhatikan keseharian orang yang hidupnya tidak indah, nyaris semua jiwa menderita mengambil posisi berlawanan dengan kekinian apa adanya. Saat mengantre, ia ingin cepat-cepat ada di depan. Tatkala masih kanak-kanak ingin cepat dewasa, setelah dewasa ingin cepat tua dan berwibawa. Di waktu kerja rindu liburan, di tempat rekreasi memikirkan ternyata tempat rekreasi lain jauh lebih indah.
Ringkasnya, menolak untuk berada di saat ini apa adanya, itulah akar semua kegelisahan. Ayah yang gelisah sebagaimana diceritakan di atas, ia menolak kenyataan bahwa putranya lumpuh. Sebagian sahabat yang tumbuh di kursi roda melukai dirinya setiap hari dengan cara menolak kenyataan bahwa ia harus berjalan di atas kursi roda. Segelintir orang tua anak berkebutuhan khusus sedang memperpendek umurnya sendiri dengan cara menolak.
Sebuah kata yang sering mereka ucapkan di dalam adalah kata “tidak”. Ia wakil jiwa yang selalu melawan. Ia suara alam bawah sadar yang tidak memiliki kesempatan untuk keluar. Tidak banyak yang menyadari, pendekatan melawan seperti ini sedang membuat seseorang menyiramkan bensin ke dalam api yang sedang membakar.
Itu sebabnya, ribuan sahabat di sesi-sesi meditasi telah dibimbing, belajar mengatakan “ya” pada setiap kekinian. Berdoa atau tidak berdoa, beragama atau tidak beragama, kehidupan akan senantiasa ditandai gelombang. Seseorang mulai menjadi penyembuh bagi dirinya sendiri, kalau ia belajar mengatkan “ya”. Pada saat yang sama belajar merasakan setiap perasaan secara penuh dan utuh.
Maksudnya, semua datang bergantian dan berpasang-pasangan. Setelah sedih datang senang. Sehabis duka datang suka. Begitu cacian berlalu datang pujian. Apa yang dimaksud dengan merasakan secara penuh dan utuh sederhana, kurangi menendang kesedihan dan dukacita secara berlebihan, jangan izinkan diri Anda dicengkram oleh kesenangan dan sukacita. Bersama sang waktu, semuanya berlalu.
Dalam bahasa psikologi, rasa adalah jembatan indah yang menghubungkan jiwa dengan semuanya. Begitu seseorang tidak menendang masalah, sekaligus tidak mengenggam yang indah, di sana rasa membuka banyak pintu rahasia. Tidak ada manusia yang mengerti semuanya. Dengan demikian, belajar merasa aman dan nyaman bahkan saat pikiran tidak tahu.
Ada sesuatu yang indah dan penuh berkah muncul di dalam, terutama saat seseorang berani mengatakan “ya” pada ketidaknyamanan. Begitu seseorang sering mengatakan “ya” tanpa syarat apa-apa pada ketidaksempurnaan khususnya, di sana jiwa melangkah secara sangat meyakinkan menuju gerbang kesempurnaan.
Setiap sahabat yang berhasil sampai di sini, suatu hari akan mengerti melalui pencapaian, bukan melalui perdebatan, apa saja yang diterima tanpa syarat apa-apa akan membawa seseorang pada taman indah kedamaian. Di taman jenis ini terbuka rahasia, hidup adalah sebuah berkah. Jangankan kelebihan, bahkan kekurangan pun menjadi berkah. Terutama karena kekuranganlah yang membuat setiap kelebihan yang sangat kecil terasa sangat indah.

Penulis: Guruji Gede Prama.
Photo: yelp. –sumber

Kamis, 14 Desember 2017


Mahasiswa Program Studi Magister Keperawatan minat Komunitas Angkatan 2017 Universitas Airlangga mengadakan kegiatan pengabdian masyarakat pada tanggal 27 November sampai dengan 1 Desember 2017 di Sukolilo Baru. Kegiatan ini bertema “Sosialisasi Metode Pengkajian Keperawatan Komunitas Mahasiswa Profesi Ners pada Praktik Keperawatan Komunitas di RW 03 Kelurahan Sukolilo Baru Kecamatan Bulak Kota Surabaya”. Sosialisasi ini ditujukan pada mahasiswa Stikes Hang Tuah Surabaya yang sedang melaksanakan praktik stase komunitas di wilayah tersebut. Pengabdian masyarakat diawali dengan pembukaan  pada hari Senin tanggal 27 November 2017 di kantor Kelurahan Sukolilo Baru. Pembukaan ini dihadiri oleh Agus S. sebagai sekretaris kelurahan, Dosen Magister Keperawatan Universitas Airlangga yaitu Dr. Joni Haryanto, S.Kp., M.Si., Hamrozi Hamidi selaku ketua RW 03 serta ketua RT di lingkup RW 03, mahasiswa Magister Keperawatan Universitas Airlangga minat komunitas sebanyak 24 orang, dan mahasiswa Profesi Ners Stikes Hang Tuah Surabaya sebanyak 31 orang.
Pengabdian masyarakat merupakan satu dari tri dharma perguruan tinggi yang rutin dilaksanakan oleh mahasiswa dan dosen Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga. Pada kesempatan ini, Dr. Joni Haryanto, S.Kp., M.Si. memberikan sambutan dan menyampaikan bahwa tujuan pengabdian masyarakat kali ini sesuai dengan program kurikulum di mana mahasiswa magister keperawatan harus mampu membina, membimbing, dan mengarahkan mahasiswa level di bawahnya seperti mahasiswa profesi ners sehingga memberikan kebaruan pada proses pendidikannya. Mahasiswa magister mengaplikasikan ilmu yang dimilikinya yang bersumber dari perkuliahan maupun pencarian literatur yang  mendukung penyusunan modul pengkajian komunitas dengan pendekatan model Family Centered Nursing yang sejalan dengan program Kementerian Kesehatan RI untuk mewujudkan Gerakan Masyarakat Sehat melalui Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga (PIS PK).
Sekretaris Desa yang mewakili Lurah Sukolilo Baru menyampaikan keantusiasannya dengan adanya mahasiswa yang berpraktik di wilayah kelurahannya. Agus sangat berharap mendapat banyak informasi terkait kesehatan melalui pengkajian yang dilakukan mahasiswa untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya dalam bidang kesehatan. Pihak kelurahan juga bersedia mendukung kegiatan-kegiatan yang akan di lakukan mahasiswa dalam praktiknya. Mahasiswa magister keperawatan menyerahkan modul pengkajian, memberikan materi sosialisasi, serta membimbing mahasiswa ners dalam mengisi pengkajian dengan menggunakan aplikasi google form untuk memudahkan saat proses pengkajian di masyarakat. Kegiatan pengabdian masyarakat ini diakhiri pada hari Kamis tanggal 30 November 2017 dengan agenda Musyawarah Masyarakat Desa (MMD) dengan menyampaikan hasil pengkajian yang telah dilakukan mahasiswa. Mahasiswa juga memaparkan masalah kesehatan yang ada di RW 03 dan mengajak ketua RW 03, ketua RT, serta masyarakat untuk berdiskusi dalam menentukan prioritas masalah dan langkah yang akan dilakukan untuk mengatasi masalah kesehatan dengan pendekatan pada keluarga.
Penulis: Program Studi Magister Keperawatan minat Komunitas Angkatan 2017




Sabtu, 09 Desember 2017



Minggu, 22 Oktober 2017

Foto Bersama Mahasiswa Keperawatan Komunitas dengan Direktur Bank Sampah Unit Surabaya (BSIS) 
    Sabtu, 21 Oktober 2017 menjadi hari yang sangat mengesankan bagi segenap mahasiswa program magister keperawatan komunitas universitas airlangga Surabaya, dikarenakan mereka telah melaksanakan salah satu bentuk Tri Dharma Perguruan Tinggi yakni Pengabdian Masyarakat dalam bentuk pembentukan Bank Sampah di RW 5 Kelurahan Dupak Bangunharjo Kecamatan Krembangan Surabaya. Berdasarkan informasi yang didapatkan dari ketua pelaksana kegiatan, kegaiatan pengabdian masyarakat diwajibkan bagi mahasiswa program magister keperawatan pada trimester pertama, hal tersebut dimaksudkan untuk mempertajam kepedulian mahasiswa teradap lingkungannya. Acara tersebut diawali dengan penyampaian materi pertama oleh mahasiswi Program Magister Keperawatan Peminatan Komunitas 2017 mengenai dampak sampah terhadap lingkungan.
       
  Pada kesempatan yang sama Dr.Elida Ulfiana, S.Kep, Ners, M.Kep dalam sambutannya menyampaikan tentang pentingnya menjaga kesehatan individu ataupun lingkungan, menjaga kesehatan lingkungan salah satunya adalah dengan mewujudkan lingkungan yang bersih. Pembentukan Bank Sampah ini merupakan bentuk kerjasama antara Mahasiswa Program Magister Keperawatan Peminatan Komunitas angkatan 2017, Bank Sampah Induk Surabaya (BSIS), dan Warga masyarakat RW 5 Kelurahan Dupak Bangunharjo Kecamatan Krembangan Surabaya. 

  Direktur Bank Sampah Induk Surabaya (BSIS) yang menjadi pemateri dalam acara tersebut menyampaikan bahwa terdapat 3 prinsip dalam manajemen pengelolaan sampah yakni reduce, reuse, dan recycle, yang artinya bahwa sebenarnya sampah dapat dikelola dengan suatu metode yang akan menjadikan sampah memiliki nilai ekonomi. Warga masyarakat RW 5 Kelurahan Dupak Bangunharjo Kecamatan Krembangan Surabaya sangat antusias dalam mengikuti acara tersebut, terbukti dengan banyaknya pertanyaan pada saat sesi Tanya jawab.

     Salah satu perangkat desa yang kami wawancarai menyampaikan harapannya mengenai realisasi Bank Sampah tersebut, hal ini diharapkan menjadi salah satu jalan keluar yang baik dalam mengelola masalah sampah yang ada, beliau menghimbau kepada seluruh masyarakat agar nantinya dalam proses pelaksanaan warga masyarakat bersedia mendukung program ini dengan aktif. Acara yang berlangsung kurang lebih 2 jam tersebut diakhiri dengan penandatangan kontrak kerjasama pendirian Bank Sampah RW 5 Kelurahan Dupak Bangunharjo Kecamatan Krembangan Surabaya. 


Penulis : Rio Ady
Editor : I Kadek Dwi




Tamplet.com

Cari Blog Ini

Diberdayakan oleh Blogger.

Panca Sradha dalam Agama Hindu

Panca Sradha dalam agama Hindu Secara etimologi  panca sradha  berasal dari kata panca dan sradha.  Panca  berarti lima dan  sradha...

Popular Posts

Blog Archive